Sabtu, 23 November 2013

                         Pengalaman masuk di Akademi Kebidanan Bina Husada Tangerang
Penulis : Alfa Tibone

            Pengalaman masuk di Akademi Kebidanan Bina Husada adalah pengalaman baru dan pengalaman yang tidak akan terlupakan, dari sini banyak sekali pembelajaran banyak sekali merasakan asam manis perkuliahan, dua tahun lebih sudah dilalui, tidak semundah dan semulus dari perkiraan awal, dimana kita sebagai bidan dituntut untuk bisa memberikan asuhan kebidanan dengan terampil, ini semua proses, hidup butuh proses.  Proses merasakan segalanya.  Pengalaman banyak sekali pengalaman sebelum masuk kebidanan takut darah dan suntikan tapi dengan berjalannya waktu itu semua dapat teratasi, darah dan suntikan itu hal yang menakutkan sejak masa SMA.  Dengan keinginan kuat hal tersebut dapat teratasi dengan sendirinya,  Dari sinilah belajar bagaimana menghadapi pasien, bagaimana memperlakukan pasien dengan baik dan memberikan pelayanan dengan setulus hati.  Kebidanan itu terasa melelahkan tetapi semua itu bukan berarti beban, hanya butuh proses butuh menikmati ini semua,  Persalinan adalah salah satu pelayanan yang harus dikuasi, setiap orang berbeda terutama pada proses persalinan, ada masanya kita kesal dengan pasien karena lelah ataupun tingkah mereka beragam, tetapi itu semua harus kita hadapi harus kita membantu persalinan mereka dengan professional, tidak mengedepankan ego kita, menyingkirkan rasa lelah dan lain-lain.  Karena sebetulnya mereka butuh kita, tidak hanya sekedar untuk proses melahirkan tetapi butuh untuk sebagai memotivasi mereka dan memberikan arahan dalam persalinan.  Dari proses inilah saya belajar banyak, belajar memahami ibu bersalin, belajar bersabar, belajar meghadapi situasi rumit.  Tidak hanya itu pengalaman praktek pun menjadi pengalaman menarik, salah satunya pengalaman saat tingkat awal praktek, tidak diberikan tindakan itu rasanya sedih rasanya bercampur-campur, sering mengucap dalam hati “jika saya sukses menjadi bidan, saya tidak akan melakukan hal ini kepada junior, saya tidak akan pelit akan tindakan” inilah yang saya terima sedangkan saya disini selalu rajin dan nurut dengan senior, tidak hanya saya yang merasakan tetapi hal ini dirasakan teman praktek saya.  Mungkin orang mengira saya kurang mendekati senior, tetapi itu salah, saya sudah berusaha mendekati mereka tetapi memang sudah dari dulu tempat itu tidak memberikan mahasiswa tindakan kecuali untuk tingkat akhir.  Tuhan maha adil, dia selalu mendengarkan doa hambanya salah satunya saya, dan sampai pada semester selanjutnya saya diberikan tempat yang nyaman untuk praktek tidak hanya itu saja tetapi saya sering dibimbing dengan senior untuk tindakan, mereka semua membimbing saya, akhirnya doa saya terkabul karena sejak saya masuk di Akademi Kebidanan Bina Husada saya menginginkan pintar dalam teori maupun terampil dalam praktek.  Karena terampil dalam praktek itu menurut saya lebih sulit daripada sekedar menghapal teori.  Pengalaman yang sangat berharga juga saat praktek, dari sini belajar banyak, bagaimana cara memperlakukan pasien dengan baik, bagaimana cara mengambil tindakan dalam situasi sulit dalam persalinan, bagaimana cara mengabdi dengan sesama, dan pengalaman bahagia adalah saat melahirkan seorang bayi, rasanya sangat bahagia, suatu pengalaman menegangkan dan tidak akan terlupakan seumur hidup.  Namun hari terus berlanjut dan belum berakhir , saya harus lebih giat belajar, lebih tekun praktek untuk mendapatkan gelar Am.Keb, untuk membahagiakan orang tua dan orang di sekitar saya J.

 
Description: Description: logo akbid BINHUS.jpg


ASUHAN KEBIDANAN PADA KLIMAKTERIUM




Disusun oleh:

1.   Alfa Tibone                   (001.01.01.11)
2.   Fadilla                            (018.01.01.11)
3.   Lia Septiani                   (033.01.01.11)




AKADEMI KEBIDANAN BINA HUSADA
TANGERANG
2013


BAB I
PENDAHULUAN

1.1              Latar belakang
Periode klimakterium disebut juga sebagai periode kritis karena sebagai perubahan yang terjadi dalam sistem hormonal memengaruhi segenap konstitusi psikosomatis (rohani dan jasmani).  Akibatnya, terjadi proses kemunduran yang progresif dan total yang kemudian menyebabkan munculnya berbagai krisis dalam kondisi psikis pribadi yang bersangkutan (Irianti, 2010).
Istilah menopause sering kali disalah artikan klimakterium.  Masa klimakterium meliputi pramenopause, menopause, dan pasca menopause (Purwandari, 2010).
Data organisasi kesehatan dunia “World Health Organiation” pada tahun 2007 menunjukan, setiap tahun sekitar 25 juta wanita di seluruh dunia diperkirakan mengalami menopause.  Asia menjadi wilayah dengan jumlah perempuan bergejala awal menopause tertinggi di dunia.  Saat ini, umur harapan hidup (UHH) perempuan Indonesia adalah 67 juta.  Perempuan Indonesia memasuki masa menopause saat ini sebanyak 7,4% dari populasi.  Jumlah tersebut diperkirakan meningkat menjadi 11% pada tahun 2005 dan naik lagi sebesar 14% pada tahun 2015.  Meningkatnya jumlah penduduk sebagai akibat bertambahnya populasi penduduk usia lanjut dan tingginya usia harapan hidup dibarengi membaiknya derajat kesehatan masyarakat (Wulandari , 2009).
Meski menopuase adalah sesuatu yang alami, untuk mencegah berbagai keluhan yang mungkin terjadi di masa menopause yang disebabkan oleh kekurangan hormon estrogen, adalah pengaturan menu makanan yang tepat sedini mungkin, selain itu olah raga juga dapat mengatasi keluhan menopause, karena dengan berolah raga, dapat menyehatkan jantung dan tulang, mengatur berat badan, menyegarkan tubuh dan dapat memperbaiki suasana hati, sehingga stres dan depresi akibat menopause dapat diatasi (Varney , 2007).


1.2       Tujuan penulisan
1.2.1  Tujuan umum
Untuk mengetahui ‘Klimakterium” dan sebagai bentuk dari penugasan pada pembelajaran asuhan kebidanan patologi 2.
        1.2.2  Tujuan khusus
                                                                  1.         Mengetahui pengertian, tahapan, masa, tanda awal, gangguan klinis, penemuan klinis, pengobatan klimaterium
                                                                  2.          Mengetahui manajemen asuhan kebidanan pada ibu dengan klimakterium dengan metode SOAP.

1.3       Manfaat Penulisan

1.3.1 Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat menambah pengetahuan mengenai klimaterium serta membedakan klimakterium dengan menopause.
1.3.2  Bagi Pendidikan
 Untuk mengulas kembali mengenai klimakterium : pengertian, tahapan, masa, tanda awal, gangguan klinis, penemuan klinis.  Menopause : pengertian, tahapan, klasifikasi, gejala klinis, faktor-faktor yang mempengaruhi dan penatalaksanaan pada menopause.
1.3.3  Bagi Klien/Masyarakat
Agar masyarakat dapat mengenal dan mengetahui mengenai klimaterium. Serta masyarakat dapat mengetahui penyebab terjadinya penyakit tersebut dan gejala-gejalanya.





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1       Klimakterium
            2.1.1    Pengertian
Klimakterium adalah masa peralihan antara masa reproduksi dan masa senium.  Senium adalah masa sesudah pasca menopause, ketika telah tercapai keseimbangan baru dalam kehidupan wanita, sehingga tidak ada lagi gangguan vegetatif maupun psikis (Sibagariang, 2010). 
Klimakterium adalah suatu fase proses penuaan yang wanita lewati dari masa subur ke masa tidak subur.  Masa klimakterium adalah perubahan aktivitas reproduksi dari aktif menjadi tidak aktif, makin menurunnya estrogen hormone, dan menimbulkan gejala klinis (Ralph, 2009).
Masa klimakterium meliputi pramenopause, menopause dan pasca menopause. Istilah menopause sering kali disalahartikan dengan klimakterium (Purwandari, 2010).
 Klimakterium merupakan periode kritis karena sebagai perubahan yang terjadi dalam sistem hormonal memengaruhi segenap konstitusi psikosomatis (rohani dan jasmani). Kata menopause berasal dari kata men (bulan) dan pause (tanda berhenti, yang berarti terhentinya menstruasi secara definitif. Fase menopause disebut pula sebagai periode klimakterium (climakter= tahun perubahan, pergantian tahun) yang berbahaya (Irianti, 2010).  
2.1.2    Tahapan klimakterium
            Menurut Irianti, 2010 tahap klimakterium terbagi menjadi dua :
a.       Tahap pertama
Merupakan periode ketika haid atau menstruasi tidak teratur, sering                                                                                               terganggu, atau bahkan terhenti sama sekali. Meskipun demikian, aparatus endokrin seksual masih dapat berfungsi secara normal.  Periode ini disebut dengan praklimakteris. Biasanya, disertai dengan rangsangan seksualyang meningkat.  Pada masa ini timbul nafsu yang besar untuk melakukan hubungan seksual, sekaligus kegairahanyang menyala-nyala seperti dimasa puber.   Oleh karena itu, pada periode ini, sering muncul tingkah laku aneh yang tidak sesuai dengan usia. Periode praklimakteris ini mirip dengan masa pubertas.  Oleh karena itu, masa ini disebut juga sebagai masa pubertas kedua.
b.      Tahap kedua
Tahap kedua ini ditandai dengan terhentinya fungsi definitif organ penghasil sel telur. Biasanya, disertai dengan munculnya sejumlah gejala pada individu. Periode klimakterium memiliki banyak persamaan dengan periode pubertas. Tingkah laku individu pada periode ini sering kali terlihat jangkal, lucu, dan tidak pada tempatnya. Sebagai contoh, seorang wanita yang berusia di atas 50 tahun dan berpostur gemuk memakai rok panjang mewah berwarna merah menyala di siang bolong. Menyusuri lorong kompleks pertokoan sambil memakai sepatu hak tinggi dan perhiasan emas yang berlebihan. Hal ini bertujuan mengingkari penuaan serta mengulangi kembali kebiasaanya dimasa muda agar terlihat masih remaja dan muda belia.
Periode klimakterium disebut juga sebagai usia bahaya atau dangerous age. Manivestasi individual pada periode klimakterium sebagian besar dipengaruhi oleh keperibadian setiap individu. Struktur kepribadian yang terintegrasi dengan baik akan memberi pengaruh positif pada fungsi kelenjar, yaitu dengan mengompensasikan berbagai gangguan fisiologis dan gangguan psikis yang muncul ke dalam bentuk perbuatan yang cerdas. Dengan demikian, individu akan mampu mengendalikan diri dan mengatasi berbagai gangguan psikosomatis yang muncul dengan jalan menyalurkan keresahan batinnya pada perbuatan yang cerdas, produktif, dan kreatif.
Pada periode klimakterium, terjadi suatu peroses yang disebut retrogesi genital.  Retrogenital berasal dari kata retro (surut atau susut), gressus (langakh), dan genital (alat kelamin).  Peroses ini secara perlahan menurunkan fungsi kelenjar yang membuat wanita tamapk ayu dan muda. Akibatnya, ciri-ciri kelamin skunder menjadi terpengaruh dan semua unsur keindahan yang diperoleh selama masa puber sedikit  demi sedikit memudar. Pada akhirnya, individu akan tampak tua dan layu.
Pada periode klimakterium, selaput lendir dalam rahim tidak lagi berproduksi. Untuk beberapa waktu, sel telur memang masih diproduksi. Tetapi tidak pernah sampai matang.  Dalam waktu yang relatif pendek, tetapi juga bisa agak lama, semua tanda genetis akan hilang sama sekali, indung telur berubah menjadi satu gumpalan jaringan keras yang masif dan kelamin wanita perlahan-lahan berubah menjadi struktur yang tidak aktif.
Perubahan yang sama, yaitu kemunduran, juga terjadi pada aktivitas organ endokrin lainnya.  Hal ini menyebabkan sejumlah perubahan, misalnya penebalan lapisan lemak bawah kulit, penurunan daya tegang kulit, dan pengeriputan kulit.
Kemunduran tidak hanya terjadi pada aspek organik dan jasmani, tetapi juga pada aspek psikis dan kpribadian individu.  Kecantikan, daya ingat, daya pendengaran, daya berpikir dan fungsi psikis lainnya juga mengalami proses kmunduran yang progresif.
                        Tahapan klimakterium menurut (Ralph, 2009):
           a. Pramenopause
Keadaan sebelum terjadinya menopause atau masa sekitar usia 40 tahun,  yang di tandai dengan siklus menstruasi yang tidak teratur.
b.      Perimenopause
Suatu masa peralihan normal dari masa reproduksi  menjadi masa menopause.  Masa ini bisa terjadi beberapa tahun sebelum dan beberapa tahun sesudah menopause.  Memang sulit menentukan tanda pasti awal terjadinya  masa klikmaterium.  Biasanya sekitar 6 tahun sebelum menopause (berdasar tanda-tanda hormonal) dan 6-7 tahun setelah menopause, jadi lebih kurang 13 tahun
c.       Pasca menopause dan Senium
Menopause ditandai  dengan tidak menstruasi lebih dari satu tahun.  Senium adalah suatu keadaan tercapainya kesinambungan hormonal yang baru.  Tanda-tanda menyolok pada masa ini adalah kemunduran alat-alat tubuh dan kemampuan fisik.  Biasanya pada beberapa wanita dapat terjadi osteoporosis.
2.1.3    Tanda awal
                        a. Haid tidak lancar.
b. “kotoran” haid yang keluar banyak sekali atau sangat sedikit.
c. Muncul gangguan vasomotoris berupa penyempitan atau pelebaran pada                   pembuluh darah.
d. Merasa pusing terus hilang timbul, disertai sakit terus-menerus.
e. Berkeringat.
f. Neuralgia atau gangguan/sakit saraf dll (Purwandari, 2010).
2.1.4    Gangguan klinis
            a. Gangguan neurovegetatif yang mencakup :
Gejolak panas, keringat malam yang banyak, rasa kedinginan, sakit kepala,         desing dalam telinga, tekanan darah yang goyah, berdebar-debar, susah bernapas,     jari-jari atrofi, gangguan usus.
b. Gangguan psikis :
Mudah tersinggung, depresi, cepat lelah, kurang bersemangat, insomnia atau sulit tidur
c. Gangguan organik :
Infark miokard (gangguan sirkulasi), atero sklerosis, osteoporosis, gangguan kemih (disuria), nyeri senggama (dispareunia), kulit menipis, gangguan kardiovaskuler (Purwandari, 2010).
Menurut Indah, 2010 gangguan klimakterium meliputi Penyakit lambung dan gangguan pencernaan, hiperpiroidisme (produksi kelenjar thiroid yang berlebihan), pigmentasi kulit (perubahan warna kulit), gangguan vasomotor berupa penyempitan atau pelebaran pembuluh darah.
Depresi menstrual yang pernah terjadi pada masa remaja dapat timbul kembali pada masa klimakteris. Sekalipun tidak lagi mengalami haid, wanita masih sering mengalami “perasaan depresi” dengan interval waktu yang tetap. Berbagai perasaan depresi muncul bersamaan dengan datangnya siklus menstruasi setiap bulannya.
Apabila selama usia pubertas wanita perna memiliki predisposisi psikosomatis dan gejala psikis histeris, nafsu petualangan, serta gangguan psikis lainnya, hal ini akan berulang kembali pada usia klimakteris. Biasanya, gejala tersebut ide delirius atau kegilaan. Ada kalanya timbul pula semacam kegairahan seksual yang luar biasa dan wanita dapat melakukan tindakan ekstrem, misalnya masturbasi klitoris. Sebaliknya, ada pula wanita yang selama periode produktif memiliki gairah seksual yang normal, justru cenderung menjadi “dingin” pada usia klimakteris.
Gangguan klinis menurut Dr. Nadjibah, 2011 meliputi :
a.       Muka merah, persaan panas di wajah, yang menyebar keleher dan dada serta bisa juga keseluruh tubuh.  Selain itu bisa juga disertai dengan kenaikan suhu badan .  Kejadian ini dapat berlansung 1-3 menit dan sering disertai keluarnya keringat.
b.      Vagina menjadi kering dan terasa terbakar, mudah terjadi infeksi di vagina atau keputihan dan kadang vagina terasa gatal.
c.       Mudah terjadi prolaps (turunya organ kebawah) vagina atau rahim
d.      Mengalami nyeri saat berhubungan intim dengan pasaangan.
e.       Nyeri saat berkemih, sulit berkemih, dan infeksi disaluraan kemih.
f.       Kulit menjadi berkurang elastisitasnya, kering, keriput, dan gatal
g.      Kuku mudah rapuh dan berwarna kuning
h.      Nyeri ditulang dan otot
i.        Mulut dan bibir kering
j.        Rambut menjadi menipis dan tumbuh rambutdi sekitarbibir, hidung, dan telinga.
k.      Jantung mudah berdebar-debar
l.        Mudah sakit kepala
m.    Kolestrol menjadi tinggi dengan HDL (kolestrol baik) dan LDL (kolestrol jahat) naik.
Gejala-gejala psikologik, seperti perasaan takut, gelisah, mudah tersingung, lekas marah, sulit berkonsentrasi, dan depresi juga pernah dilaporkan banyak terjadi pada masa ini.  Namun gejala-gejala ini sangat di pengaruhi keimanan, kematangan psikologis,dan tradisi seseorang.  Bahkan pada beberapa masyarakat wanita akan menyambut dengan gembira masa menopause ini.  Mereka merasa memiliki kebersihan lebih besar, mereka tidak perlu lagi mengunakan alat-alat kontrasepsi karena mereka tidak akan hamil lagi (Yahya, 2011).
2.1.5    Penemuan Klinis
Adapun penemuan klinis yang didapatkan untuk mengenali tentang klimakterium antara lain (Ralph, 2009) :
a.       Saluran Reproduksi
Durasi maupun  aliran darah menstruasi berkurang secara bertahap sebelum menopause, sampai hanya berupa bercak darah yang diikuti pengehntian perdarahan.  Menopause tidak dapat didiagnosis sampai menstruasi sudah berhenti melebihi 6-12 bulan.
b.      Saluran Kemih
Estrogen mempertahankan epitel kandung kemih uretra.  Karena itu definisi estrogen akan menyebabkan sistitis dan atrofik, yang ditandai gangguan frekuensi miksi tanpa disuria atau piuria.  Tonus uretra menurun, kadang-kadang menyebabkan meatus menonjol (Karunkel merah).
c.       Payudara
Ukuran payudara mengecil secara progresif selama klimakterium.
d.      Hot Flushes
Rasa panas dan kemerahan akan terjadi pada 75% wanita yang kehilangan fungsi ovariumnya, baik karena menopause maupun karena ooforektomi bilateral.  Rasa panas timbul secara mendadak timbul secara berkala menyebabkan berkeringat meskipun udara sejuk.
e.       Sistem Kardiovaskuler
Penyakit jantung pada wanita <55 tahun lebih jarang dan lebih ringan dibandingkan pada pria untuk umur yang sama.  Meskipun menopause tidak mempunyai efek yang konsisten terhadap tekanan darah, pemberian estrogen pengganti akan meningkatkan tekanan darah sistolik dan diastolik
f.       Osteoporosis
Osteoporosis adalah hilangnya kepadatan tulang tanpa perubahan komposisi kimia.  Keadaan ini mungkin merupakan masalah kesehatan yang paling bermakna sehubungan dengan masa klimakterium karena resiko patah tulang dan kecacatan yang ditimbulkan.
g.      Kulit
Reseptor estrogen terdapat pada kulit, terutama kulit wajah, paha, payudara.  Dengan penuaan, kulit menjadi lebih tipis, elastisitas berkurang sehingga terjadi pengeriputan.

2.2       Menopause
            2.2.1    Pengertian
Menopause adalah haid terakhir atau saat terjadinya haid terakhir yang dialami oleh wanita (Sibagarang, 2010). 
Menopause berasal dari bahasa yunani yang berarti berhenti haid (Purwandari, 2010).
Kata menopause berasal dari kata men (bulan) dan pause (tanda berhenti, yang berarti terhentinya menstruasi secara definitif. Fase menopause disebut pula sebagai periode klimakterium (climakter= tahun perubahan, pergantian tahun) yang berbahaya (Irianti, 2010). 
2.2.2    Tahap-tahap menopause :
Menurut Manuaba 1999 di kutip dalam eva, 2010 :
a.       Pra Menopause
Pada fase ini seorang wanita akan mengalami kekacauan pola menstruasi, terjadi perubahan psikologis, terjadi perubahan fisik.  Berlangsung selama antara 4-5 tahun.  Terjadi pada usia antara 48-55 tahun.
Terhentinya menstruasi, perubahan dan keluhan psikologis dan fisik makin menonjol.  Berlangsung sekitar 3-4 tahun.  Pada usia antara 56-60 tahun.
b.      Pasca menopause
Terjadi pada usia diatas 60-65 tahun.  Wanita beradaptasi terhadap perubahan psikologis dan fisik, keluhan makin berkurang.
2.2.3    Klasifikasi menopause
a.       Menopause dini
Menopause alami dini adalah menopause yang terjadi sebelum umur 35 tahun.  Sangat jarang menopause ini hanya dialami kurang dari satu persen wanita.
Pengangkatan ovarium (oopheroctomy) merupakan sebab paling umum terjadinya menopause dini dan juga sebab lain seperti kehamilan ectopic rupture atau kanker ovarium.  Pengangkatan ini biasanya dilakukan sebagai bagian dari histerektomi total, yang juga mensyaratkan pemindahan kedua ovarium yaitu tuba-tuba fallopi dan rahim, factor lain yang dapat menyebabkan menopause buatan termasuk diantaranya terapi radiasi (pada perut, kanker-kanker pelvis dan jarang penyakit gondok).
Menopause ini adalah masa menopause yang datang lebih awal atau sebelumnya waktunya.  Hal ini terjadi karena gangguan tubuh tertentu sehingga seorang wanita harus mengalami menopause dini.  Menopause dini terjadi jika seorang wanita mengalami tindakan histerektomi. 
b.      Menopause terlambat
Wanita yang masih mengalami menopause pada umur 55 tahun dianggap mengalami menopause terlambat.  Menopause terlambat juga bisa membawa beberapa konsekuensi karena tubuh anda harus memproduksi estrogen lebih lama dari pada normalnya yang secara teoritis dapat meningkatkan resiko kanker rahim dan payudara (Sibagariang, 2010).
2.2.4    Gejala klinis
Menurut Sibagariang, 2010 mengutip bramantyo, 2002 yang mengutip pendapat Ichramsjah A.Rachman dalam tulisannya tentang masalah menopause pada buku kelanggengan usia lanjut.  Beberapa perubahan yang terjadi pada tubuh akibat kekurangan hormone estrogen sebagai berikut :
a.       Gangguan sistem vasomotor (saraf yang mempengaruhi penyempitan atau pelebaran pembuluh darah), vertigo, keringat banyak, parestesia (gangguan perasaan kulit seperti kesemutan).
b.      Gangguan sistem konstitusional berupa berdebar-debar, nyeri tulang belakang, nyeri otot, dan migran serta rasa takut.
c.       Gangguan sistem psikis dan neurotic berupa depresi, kelelahan fisik dan insomatik, susah tidur serta rasa takut.
d.      Sistem lainnya berupa keputihan, sakit saat bersenggama, terganggu libido, gangguan haid, dan pruritus vulva (gatal pada alat kelamin luar wanita).
Dapat pula terjadi gangguan klinis menonjol dengan penurunan hormone estrogen, seperti di bawah ini :
Usia 53 tahun terjadi atrofi, dinding vagina menipis, sering keputihan dan sakit saat senggama, usia 54-55 tahun gangguan kandung kemih, usia 55 tahun gangguan pada kulit menjadi kering dan kasar, usia 63-65 tahun gangguan pada pembuluh darah dan atero sclerosis. Diawali dengan keluhan gangguan haid yang mulai jarang atau jumlah darah haid yang banyak dan hal ini dihubungkan dengan kegagalan ovulasi serta penurunan kadar estrogen.  Gejala panas yaitu timbulnya rasa panas di dada yang menjalar kea rah wajah sering disebut hot fluse.  Gejala ini erring timbul pada malam hari sehingga menyebabkan terbangun dari tidur.  Gejala ini hanya terjadi dalam hitungan menit tapi kadang-kadang dapat sampai 1 jam.  Selanjutnya terjadi gangguan psikis seperti depresi, mudah tersinggung, mudah marah, kurang percaya diri, sukar berkonsentrasi, perubahan prilaku, menurunnya daya ingat, dan kehilangan gairah seksual, alat kelamin mulai mengerut, liang senggama kering dan mengecil, menimbulkan rasa nyeri saat bersenggama, keputihan, rasa sakit pada saat kencing.  Keadaan ini diikuti dengan rambutkemaluan mulai jarang dan mudah rontok (Sibagariang,2010).
2.2.5    Faktor-faktor yang mempengaruhi menopause :
a.       Umur saat haid pertama kali (Menarche)
Menarche biasanya terjadi pada usia 12 tahun di negara-negara maju, menunjukan bahwa seorang anak wanita telah memasuki usia subur.  Menurut Liewellyn dan Jones (2005) menarche dianggap sebagai tanda kedewasaan dan gadis yang mengalami menarche dianggap sudah masanya melakukan tugas-tugas sebagai seorang wanita.  Menurut penelitian di inggris, rata-rat haid pertama datang pada usia 13 tahun.  Dibandingkan dengan abad yang lalu, dimana haid pertama pada umumnya datang pada umur 15 tahun.  Beberapa ahli yang melakukan penelitian melakukan adanya hubungan antara usia pertama kali mendapat haid dengan usia seorang wanita memasuki menopause.  Kesimpulan dari penelitian ini mengungkapkan, bahwa semakin muda seorangmengalami haid pertama kalinya, semakin tua atau lama ia memasuki masa menopause.
b.      Paritas
Beberapa peneliti menemukan bahwa semakin sering seseorang melahirkan maka semakin tua atau semakin lama mereka memasuki menopause.  Penelitian yang dilakukan Beth Israel Deaconess Centre di Boston mengungkapkan bahwa wanita yang masih melahirkan diatas usia 40 tahun akan mengalami usia menopause yang lebih tua.
c.       Faktor psikis
Keadaan seorang wanita yang tidak menikah dan bekerja diduga mempengaruhi perkembangan psikis seorang wanita.  Menurut beberapa penelitian, mereka akan mengalami menopause lebih muda dibandingkan mereka yang menikah dan tidak bekerja/bekerja atau tidak menikah dan tidak bekerja.  Selain fisik, perubahan psikis juga sempat mempengaruhi kualitas hidup seorang wanita dalam menjalani masa menopause.  Memang perubahan psikis pada masa menopause, termasuk pengetahuan tentang menopause.  Pengetahuan yang cukup akan membantu mereka memahami dan mempersiapkan dirinya menjalani masa ini dengan baik.
d.      Pemakaian alat kontrasepsi
Pemakaian alat kontrasepsi ini, khususnya alat kontrasepsi hormonal.  Hal ini bisa terjadi karena cara kerja kontrasepsi yang menekan fungsi indung telur sehingga tidak memproduksi sel telur.  Pada wanita yang menggunakan kontrasepsi ini akan lebih lama atau tua memasuki masa/usia menopause.
e.       Merokok
Ada dugaan bahwa wanita perokok akan lebih cepat memasuki masa menopause.
f.       Nutrisi
Wanita yang kesehatan dan asupan gizinya baik cenderung akan lebih lambat memasuki masa menopause (Sibagariang, 2010).
2.2.6        Penatalaksanaan pada masa-masa menopause
a.       Memberikan penjelasan-penjelasan kepada wanita tentang apa yang terjadi pada dirinya dimasa menopause
b.      Memberikan nasehat tentang pola hidup sehat kepada wanita dimasa menopause, misalnya asupan gizi yang cukup dan diet serta olahraga yang benar untuk menanggulangi kenaikan brat badan yang terbukti sangat berbahaya bagi kesehatan
c.       Jika kedua hal diatas gagal dilakukan dapat dibantu dengan beberapa obat untuk mengurangi keluhan ataau yang terahir dengan terapi pengantian hormone
Tindakan yang paling mudah dan penting untuk dilakukan sebelum dan dapat dilakukan juga setelah klimakterium adalah penerapan pola hidup sehat adalah cara-cara sebagai berikut :
1.      Mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dengan meningkatkan keimanan dan ketakwaan sehingga kita akan lebih tabah dan menerima apapun ketetapanya
2.      Olahraga rutin.
WHO menyarankan agar kita melakukan olahraga secara teratur minimal 5 kali dalam seminggu.  Setiap olahraga membutuhkan waktu setengah sampai satu jam
3.      Istrahat dan tidur yang cukup dan berkualitas
4.      Hindari stress.
Dengan menghindari diri dari stres, semua hormon pada tubuh akan bekerja dengan baik.
5.      Kontrol atau cek kesehatan secara teratur
6.      Makan-makanan yang cukup kalori, protein, lemak, vitamin, dan mineral serta tidak berlebihan mengkonsumsi makanan, terutama lemak dan kalori (Yahya, 2011).














BAB III
TINJAUAN KASUS
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU KLIMAKTERIUM
Identitas :
Nama Ibu                           : Ny.R                               Nama Suami                : Tn.J
Umur                                 : 50 tahun                          Umur                           : 48 tahun  
Suku                                  : Sunda                             Suku                            : Sunda 
Agama                               : Islam                               Agama                         : Islam
Pendidikan                        : SMA                               Pendidikan                  : SMA
Pekerjaan                           : IRT                                 Pekerjaan                     : Karyawan 
Alamat Rumah                  : Jl.kemuning                    Alamat Rumah            : Jl. kemuning 
Subjektif :
Pada tanggal :13-10-2013                               pukul :11.05 WIB
            Alasan kunjungan ibu memeriksakan keadannya saat ini dengan keluhan berhentinya haid, berkurang atau hilangnya gairah seks, mudah kelahan fisik, gerah berkeringat hebat di malam hari.  Riwayat menstruasi : haid pertama 13 tahun, siklus 30 hari, lamanya 3-5 hari, banyaknya 3 kali ganti pembalut, sifatnya encer, dismenorhoe tidak ada, HPHT 10-08-2009.  Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu : anak pertama tempat bersalin di bidan, umur hamil 40 minggu, jenis persalinan spontan, penolong persalinan bidan, penyulit tidak ada, jenis kelamin perempuan, berat badan 2600 gram, keadaan anak sekarang sehat, anak kedua, tempat bersalin di puskesmas, umur hamil 41 minggu, jenis persalinan spontan, penolong persalinan bidanm penyulit tidak ada, jenis kelamin laki-laki, berat badan 2800 gram, keadaan anak sekarang sehat, anak ketiga tempat bersalin di puskesmas, umur hamil 41 minggu, jenis persalinan spontan, penolong persalinan bidan, penyulit tidak ada, jenis kelamin laki-laki, berat badan 3000 gram, keadaan anak sekarang sehat.  Keluhan yang dirasakan : rasa lelah, mual dan muntah yang lama, nyeri perut, panas menggigil, sakit kepala berat/terus menerus, penglihatan kabur, rasa gatal pada vulva vagina dan sekitarnya, oedema, nyeri, kemerahan, dan tegang pada tungkai.  Diet/makan : makan sehari-hari ibu makan 3 kali sehari dengan porsi 1 porsi nasi, 1 potong ikan, dan 1 mangkuk sayuran, tidak ada Perubahan makan selama masa klimakterium.  Aktivitas sehari-hari : ibu melakukan pekerjaan rumah dibantu oleh anaknya seperti mengepel, menyapu, dan lain-lain.  Pola istirahat dan tidur : ibu tidur malam 6 jam, tidur siang 2 jam.  Seksualitas : ibu melakukan hubungan seksual 1 kali dalam sebulan.  Kontrasepsi yang pernah digunakan pil kb 2 tahun, IUD 6 tahun.  Ibu tidak mempunyai riwayat penyakit yang pernah diderita seperti jantung, ginjal, asma/TB paru, hepatitis, DM, hipertensi, dan lain-lain.  Ibu tidak mempunyai riwayat penyakit pada keluarga seperti jantung, hipertensi, DM.  Riwayat social : status perkawinan syah, kawin umur 22 tahun dengan umur suami 20 tahun, lamanya 28 tahun, jumlah anak orang 3 orang,
Objektif :                                         
Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, keadaan emosional stabil.  Tanda vital : tekanan darah 130/80 mmHg, denyut jantung 92 x/menit, pernafasan 28x/menit.  Tinggi badan 160 cm, berat badan 60 kg.  Kepala : rambut tampak bersih, tidak mudah rontok.  Muka tidak tampak pucat, tidak ada oedema.  Mata : konjungtiva tidak tampak pucat, sclera tidak tampak kuning, telinga : tampak bersih, tidak ada serumen, tidak ada pengeluaran cairan, hidung : tampak bersih, tidak ada polip, tidak ada luka, mulut : tidak tampak pucat, tidak ada stomatitis, gigi tidak ada karies, ada gigi berlubang pada geraham kanan dan kiri bawah, leher tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, dada : bunyi jantung I dan II terdengar tunggal, paru terdengar vesikuler dan tidak ada suara tambahan, mamae : tampak simetris kanan dan kiri, tidak teraba benjolan.  Pinggang tidak ada nyeri, posisi tulang belakang lordosis, ekstremitas : tidak ada oedema tangan, jari kanan dan kiri, tidak ada oedema tibia, kaki kanan dan kiri, tidak ada betis merah, tidak ada varises tungkai, reflek fatella positif kanan dan kiri.  Abdomen : tidak ada bekas luka, tidak ada oedema.  Tidak dilakukan pemeriksaan kebidanan, supra pubik : kandung kemih teraba supel, nyeri tekan tidak ada, ano-genital : vulva vagina : tidak ada luka, tidak ada kemerahan, tidak ada nyeri, tidak ada fistula, tidak ada varises, perineum : tidak ada luka parut, tidak ada pembengkakan kelenjar bartolini, anus : tidak ada haemoroid.  Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang.
Asassment :
Ny.R, 48 tahun, P3A0 dengan menopause
Planning of action :
1.      Memberitahukan kepada ibu mengenai hasil pemeriksaan agar ibu mengetahui keadaan ibu saat ini.  Tanda-tanda vital : tekanan darah 130/80 mmHg, denyut jantung 92 x/menit, pernafasan 28x/menit.  Ibu telah mengetahui keadaan ibu dengan hasil pemeriksaan baik , dan ibu dalam masa menopause dan keluhan ibu saat ini dalam keadaan normal pada masa menopause.   
2.      Memberikan support kepada ibu agar ibu dapat menerima keadaannya sekarang.  Ibu telah menerima dan tetap semangat menjalani kehidupannya.
3.      Memberikan penjelasan mengenai pengertian dan tanda-tanda menopause agar menambah pengetahuan ibu.  Menopause adalah haid terakhir atau saat terjadinya haid terakhir yang dialami oleh wanita, serta memiliki gangguan-gangguan pada masa menopause meliputi :
a.       Gangguan sistem vasomotor (saraf yang mempengaruhi penyempitan atau pelebaran pembuluh darah), vertigo, keringat banyak, parestesia (gangguan perasaan kulit seperti kesemutan).
b.      Gangguan sistem konstitusional berupa berdebar-debar, nyeri tulang belakang, nyeri otot, dan migran serta rasa takut.
c.       Gangguan sistem psikis dan neurotic berupa depresi, kelelahan fisik dan insomatik, susah tidur serta rasa takut.
d.      Sistem lainnya berupa keputihan, sakit saat bersenggama, terganggu libido, gangguan haid, dan pruritus vulva (gatal pada alat kelamin luar wanita).
e.       Ibu telah mengerti dan mengetahui mengenai pengertian menopause dan tanda-tanda menopause.
Ibu telah mengerti dan mengetahui mengenai menopause dan gangguan pada masa-masa menopause.
4.      Menganjurkan kepada ibu untuk mendekatkan diri kepada tuhan yang maha kuasa agar ibu dapat menerima keadaan ibu saat ini serta adanya ketenagan batin dengan meningkatkan keimanan.  Ibu telah bersedia lebih mendekatkan diri kepada tuhan.
5.      Menganjurkan kepada ibu untuk olahraga rutin agar membuat tubuh relaks dan nyaman, mencegah berat badan naik, mencegah pengeroposan tulang dan mencegah penyakit kardiovaskulerIbu bersedia untuk olahraga.
6.      Menganjurkan kepada ibu makan-makanan bernutrisi seperti cukup kalori, protein, lemak, vitamin, dan mineral serta tidak berlebihan mengkonsumsi makanan, terutama lemak dan kalori agar   tubuh tetap sehat dan kuat selama masa menopause  .  Ibu bersedia makan-makanan bernutrisi.
7.      Menganjurkan kepada ibu untuk kontrol atau cek kesehatan secara teratur agar ibu mengetahui keadaan kesehatannya.  Ibu telah bersedia kontrol atau cek kesehatan.
 DAFTAR PUSTAKA

Irianti, Indah., Hj.E.Nina Herlina.  2010.  Buku Ajar Psikologis Untuk  Mahasiswa Kebidanan.  Jakarta : EGC
Purwandari, atik.  2010.  Ilmu Kesehatan Masyarakat dalam Konteks Kebidanan.  Jakarta : EGC.
Ralph, Benson C, dkk. 2009. Obstetri Ginekologi. Jakarta: EGC.
Sibagariang, Ellya Eva., Rangga Pusmaika., Rismalinda.  2010.  Kesehatan Reproduksi Wanita.  Jakarta : Trans Info Medika.
Wulandari, Indah Juliana.  2009.  Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang Menopause dengan Dukungan Social Suami saat Istri Menghadapi Menopause di desa Somagede Kecamatan Somagede BanyumasJurnal vol 3, no 3, 2009. http : //journal.uad.ac.id.  04 oktober 2013.
Varney, Helen. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Ed 4 Vol. 2. Jakarta: EGC
Yahya Nadjibah, Dipi. 2011. Kesehatan Reproduksi Pranikah: Panduan Hidup Sehat Masa-masa Penting Wanita. Solo: CIBTAC.