|

ASUHAN
KEBIDANAN PADA KLIMAKTERIUM
Disusun
oleh:
1.
Alfa Tibone (001.01.01.11)
2.
Fadilla (018.01.01.11)
3.
Lia Septiani (033.01.01.11)
AKADEMI
KEBIDANAN BINA HUSADA
TANGERANG
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Periode klimakterium
disebut juga sebagai periode kritis karena sebagai perubahan yang terjadi dalam
sistem hormonal memengaruhi segenap konstitusi psikosomatis (rohani dan
jasmani). Akibatnya, terjadi proses
kemunduran yang progresif dan total yang kemudian menyebabkan munculnya
berbagai krisis dalam kondisi psikis pribadi yang bersangkutan (Irianti, 2010).
Istilah
menopause sering kali disalah artikan klimakterium. Masa klimakterium meliputi pramenopause,
menopause, dan pasca menopause (Purwandari,
2010).
Data
organisasi kesehatan dunia “World Health Organiation” pada tahun 2007
menunjukan, setiap tahun sekitar 25 juta wanita di seluruh dunia diperkirakan
mengalami menopause. Asia menjadi
wilayah dengan jumlah perempuan bergejala awal menopause tertinggi di
dunia. Saat ini, umur harapan hidup
(UHH) perempuan Indonesia adalah 67 juta.
Perempuan Indonesia memasuki masa menopause saat ini sebanyak 7,4% dari
populasi. Jumlah tersebut diperkirakan
meningkat menjadi 11% pada tahun 2005 dan naik lagi sebesar 14% pada tahun
2015. Meningkatnya jumlah penduduk
sebagai akibat bertambahnya populasi penduduk usia lanjut dan tingginya usia
harapan hidup dibarengi membaiknya derajat kesehatan masyarakat (Wulandari
, 2009).
Meski menopuase
adalah sesuatu yang alami, untuk mencegah berbagai keluhan yang mungkin terjadi
di masa menopause yang disebabkan oleh kekurangan hormon estrogen, adalah
pengaturan menu makanan yang tepat sedini mungkin, selain itu olah raga juga
dapat mengatasi keluhan menopause, karena dengan berolah raga, dapat
menyehatkan jantung dan tulang, mengatur berat badan, menyegarkan tubuh dan
dapat memperbaiki suasana hati, sehingga stres dan depresi akibat menopause dapat
diatasi (Varney , 2007).
1.2 Tujuan penulisan
1.2.1 Tujuan
umum
Untuk mengetahui ‘Klimakterium” dan
sebagai bentuk dari penugasan pada pembelajaran asuhan kebidanan patologi 2.
1.2.2 Tujuan
khusus
1.
Mengetahui pengertian, tahapan, masa,
tanda awal, gangguan klinis, penemuan klinis, pengobatan klimaterium
2.
Mengetahui manajemen asuhan kebidanan pada ibu
dengan klimakterium dengan metode SOAP.
1.3 Manfaat Penulisan
1.3.1 Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat
menambah pengetahuan mengenai klimaterium serta membedakan
klimakterium dengan menopause.
1.3.2 Bagi Pendidikan
Untuk mengulas kembali mengenai klimakterium :
pengertian, tahapan, masa, tanda awal, gangguan klinis, penemuan klinis. Menopause : pengertian, tahapan, klasifikasi,
gejala klinis, faktor-faktor yang mempengaruhi dan penatalaksanaan pada
menopause.
1.3.3 Bagi Klien/Masyarakat
Agar masyarakat dapat mengenal dan mengetahui
mengenai klimaterium. Serta
masyarakat dapat mengetahui penyebab terjadinya penyakit tersebut dan gejala-gejalanya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klimakterium
2.1.1 Pengertian
Klimakterium adalah masa peralihan
antara masa reproduksi dan masa senium.
Senium adalah masa sesudah pasca menopause, ketika telah tercapai
keseimbangan baru dalam kehidupan wanita, sehingga tidak ada lagi gangguan
vegetatif maupun psikis (Sibagariang,
2010).
Klimakterium
adalah suatu fase proses penuaan yang wanita lewati dari masa subur ke masa tidak
subur. Masa klimakterium adalah
perubahan aktivitas reproduksi dari aktif menjadi tidak aktif, makin menurunnya
estrogen hormone, dan menimbulkan gejala klinis (Ralph, 2009).
Masa klimakterium meliputi pramenopause,
menopause dan pasca menopause. Istilah menopause sering kali disalahartikan
dengan klimakterium (Purwandari, 2010).
Klimakterium
merupakan periode kritis karena sebagai perubahan yang terjadi dalam sistem
hormonal memengaruhi segenap konstitusi psikosomatis (rohani dan jasmani). Kata
menopause berasal dari kata men
(bulan) dan pause (tanda berhenti,
yang berarti terhentinya menstruasi secara definitif. Fase menopause disebut
pula sebagai periode klimakterium (climakter=
tahun perubahan, pergantian tahun) yang berbahaya (Irianti, 2010).
2.1.2 Tahapan klimakterium
Menurut Irianti, 2010 tahap klimakterium
terbagi menjadi dua :
a. Tahap
pertama
Merupakan
periode ketika haid atau menstruasi tidak teratur, sering
terganggu, atau bahkan terhenti
sama sekali. Meskipun demikian, aparatus endokrin seksual masih dapat berfungsi
secara normal. Periode ini disebut
dengan praklimakteris. Biasanya, disertai dengan rangsangan seksualyang
meningkat. Pada masa ini timbul nafsu
yang besar untuk melakukan hubungan seksual, sekaligus kegairahanyang
menyala-nyala seperti dimasa puber.
Oleh karena itu, pada periode ini, sering muncul tingkah laku aneh yang
tidak sesuai dengan usia. Periode praklimakteris ini mirip dengan masa pubertas. Oleh karena itu, masa ini disebut juga
sebagai masa pubertas kedua.
b. Tahap
kedua
Tahap kedua ini ditandai dengan
terhentinya fungsi definitif organ penghasil sel telur. Biasanya, disertai
dengan munculnya sejumlah gejala pada individu. Periode klimakterium memiliki
banyak persamaan dengan periode pubertas. Tingkah laku individu pada periode
ini sering kali terlihat jangkal, lucu, dan tidak pada tempatnya. Sebagai
contoh, seorang wanita yang berusia di atas 50 tahun dan berpostur gemuk
memakai rok panjang mewah berwarna merah menyala di siang bolong. Menyusuri
lorong kompleks pertokoan sambil memakai sepatu hak tinggi dan perhiasan emas
yang berlebihan. Hal ini bertujuan mengingkari penuaan serta mengulangi kembali
kebiasaanya dimasa muda agar terlihat masih remaja dan muda belia.
Periode klimakterium disebut juga
sebagai usia bahaya atau dangerous age.
Manivestasi individual pada periode klimakterium sebagian besar dipengaruhi
oleh keperibadian setiap individu. Struktur kepribadian yang terintegrasi dengan
baik akan memberi pengaruh positif pada fungsi kelenjar, yaitu dengan
mengompensasikan berbagai gangguan fisiologis dan gangguan psikis yang muncul
ke dalam bentuk perbuatan yang cerdas. Dengan demikian, individu akan mampu
mengendalikan diri dan mengatasi berbagai gangguan psikosomatis yang muncul
dengan jalan menyalurkan keresahan batinnya pada perbuatan yang cerdas,
produktif, dan kreatif.
Pada periode klimakterium, terjadi suatu
peroses yang disebut retrogesi genital.
Retrogenital berasal dari kata retro
(surut atau susut), gressus
(langakh), dan genital (alat
kelamin). Peroses ini secara perlahan
menurunkan fungsi kelenjar yang membuat wanita tamapk ayu dan muda. Akibatnya,
ciri-ciri kelamin skunder menjadi terpengaruh dan semua unsur keindahan yang
diperoleh selama masa puber sedikit demi
sedikit memudar. Pada akhirnya, individu akan tampak tua dan layu.
Pada periode klimakterium, selaput
lendir dalam rahim tidak lagi berproduksi. Untuk beberapa waktu, sel telur
memang masih diproduksi. Tetapi tidak pernah sampai matang. Dalam waktu yang relatif pendek, tetapi juga
bisa agak lama, semua tanda genetis akan hilang sama sekali, indung telur
berubah menjadi satu gumpalan jaringan keras yang masif dan kelamin wanita
perlahan-lahan berubah menjadi struktur yang tidak aktif.
Perubahan yang sama, yaitu kemunduran,
juga terjadi pada aktivitas organ endokrin lainnya. Hal ini menyebabkan sejumlah perubahan,
misalnya penebalan lapisan lemak bawah kulit, penurunan daya tegang kulit, dan
pengeriputan kulit.
Kemunduran tidak hanya terjadi pada
aspek organik dan jasmani, tetapi juga pada aspek psikis dan kpribadian
individu. Kecantikan, daya ingat, daya
pendengaran, daya berpikir dan fungsi psikis lainnya juga mengalami proses
kmunduran yang progresif.
Tahapan
klimakterium menurut (Ralph, 2009):
a. Pramenopause
Keadaan sebelum terjadinya menopause atau masa
sekitar usia 40 tahun, yang di tandai
dengan siklus menstruasi yang tidak teratur.
b. Perimenopause
Suatu masa peralihan normal dari masa reproduksi menjadi masa menopause. Masa ini bisa terjadi beberapa tahun sebelum
dan beberapa tahun sesudah menopause.
Memang sulit menentukan tanda pasti awal terjadinya masa klikmaterium. Biasanya sekitar 6 tahun sebelum menopause
(berdasar tanda-tanda hormonal) dan 6-7 tahun setelah menopause, jadi lebih
kurang 13 tahun
c. Pasca menopause dan Senium
Menopause
ditandai dengan tidak menstruasi lebih
dari satu tahun. Senium adalah suatu keadaan
tercapainya kesinambungan hormonal yang baru.
Tanda-tanda menyolok pada masa ini adalah kemunduran alat-alat tubuh dan
kemampuan fisik. Biasanya pada beberapa
wanita dapat terjadi osteoporosis.
2.1.3 Tanda awal
a. Haid tidak lancar.
b.
“kotoran” haid yang keluar banyak sekali atau sangat sedikit.
c.
Muncul gangguan vasomotoris berupa penyempitan atau pelebaran pada pembuluh darah.
d.
Merasa pusing terus hilang timbul, disertai sakit terus-menerus.
e.
Berkeringat.
f.
Neuralgia atau gangguan/sakit saraf dll (Purwandari, 2010).
2.1.4 Gangguan klinis
a.
Gangguan neurovegetatif yang mencakup :
Gejolak panas, keringat malam yang
banyak, rasa kedinginan, sakit kepala, desing dalam
telinga, tekanan darah yang goyah, berdebar-debar, susah bernapas, jari-jari
atrofi, gangguan usus.
b. Gangguan psikis :
Mudah tersinggung, depresi, cepat lelah,
kurang bersemangat, insomnia atau sulit tidur
c. Gangguan organik :
Infark miokard (gangguan sirkulasi),
atero sklerosis, osteoporosis, gangguan kemih (disuria), nyeri senggama
(dispareunia), kulit menipis, gangguan kardiovaskuler (Purwandari,
2010).
Menurut Indah, 2010 gangguan
klimakterium meliputi Penyakit lambung dan gangguan pencernaan, hiperpiroidisme
(produksi kelenjar thiroid yang berlebihan), pigmentasi kulit (perubahan warna
kulit), gangguan vasomotor berupa penyempitan atau pelebaran pembuluh darah.
Depresi menstrual yang pernah terjadi
pada masa remaja dapat timbul kembali pada masa klimakteris. Sekalipun tidak
lagi mengalami haid, wanita masih sering mengalami “perasaan depresi” dengan
interval waktu yang tetap. Berbagai perasaan depresi muncul bersamaan dengan
datangnya siklus menstruasi setiap bulannya.
Apabila selama usia pubertas wanita
perna memiliki predisposisi psikosomatis dan gejala psikis histeris, nafsu
petualangan, serta gangguan psikis lainnya, hal ini akan berulang kembali pada
usia klimakteris. Biasanya, gejala tersebut ide delirius atau kegilaan. Ada
kalanya timbul pula semacam kegairahan seksual yang luar biasa dan wanita dapat
melakukan tindakan ekstrem, misalnya masturbasi klitoris. Sebaliknya, ada pula
wanita yang selama periode produktif memiliki gairah seksual yang normal,
justru cenderung menjadi “dingin” pada usia klimakteris.
Gangguan klinis menurut Dr. Nadjibah, 2011 meliputi :
a. Muka merah, persaan panas di wajah, yang menyebar
keleher dan dada serta bisa juga keseluruh tubuh. Selain itu bisa juga disertai dengan kenaikan
suhu badan . Kejadian ini dapat berlansung 1-3 menit dan
sering disertai keluarnya keringat.
b. Vagina menjadi kering dan terasa terbakar, mudah
terjadi infeksi di vagina atau keputihan dan kadang vagina terasa gatal.
c. Mudah terjadi prolaps (turunya organ kebawah)
vagina atau rahim
d. Mengalami nyeri saat berhubungan intim dengan
pasaangan.
e. Nyeri saat berkemih, sulit berkemih, dan infeksi
disaluraan kemih.
f. Kulit menjadi berkurang elastisitasnya, kering,
keriput, dan gatal
g. Kuku mudah rapuh dan berwarna kuning
h. Nyeri ditulang dan otot
i.
Mulut dan
bibir kering
j.
Rambut
menjadi menipis dan tumbuh rambutdi sekitarbibir, hidung, dan telinga.
k. Jantung mudah berdebar-debar
l.
Mudah sakit
kepala
m. Kolestrol menjadi tinggi dengan HDL (kolestrol
baik) dan LDL (kolestrol jahat) naik.
Gejala-gejala psikologik,
seperti perasaan takut, gelisah, mudah tersingung, lekas marah, sulit
berkonsentrasi, dan depresi juga pernah dilaporkan banyak terjadi pada masa
ini. Namun gejala-gejala ini sangat di
pengaruhi keimanan, kematangan psikologis,dan tradisi seseorang. Bahkan pada beberapa masyarakat wanita akan
menyambut dengan gembira masa menopause ini.
Mereka merasa memiliki kebersihan lebih besar, mereka tidak perlu lagi
mengunakan alat-alat kontrasepsi karena mereka tidak akan hamil lagi (Yahya, 2011).
2.1.5 Penemuan
Klinis
Adapun
penemuan klinis yang didapatkan untuk mengenali tentang klimakterium antara
lain (Ralph, 2009) :
a. Saluran Reproduksi
Durasi maupun aliran darah menstruasi berkurang secara
bertahap sebelum menopause, sampai hanya berupa bercak darah yang diikuti
pengehntian perdarahan. Menopause tidak
dapat didiagnosis sampai menstruasi sudah berhenti melebihi 6-12 bulan.
b. Saluran Kemih
Estrogen mempertahankan
epitel kandung kemih uretra. Karena itu
definisi estrogen akan menyebabkan sistitis dan atrofik, yang ditandai gangguan
frekuensi miksi tanpa disuria atau piuria.
Tonus uretra menurun, kadang-kadang menyebabkan meatus menonjol
(Karunkel merah).
c. Payudara
Ukuran payudara mengecil
secara progresif selama klimakterium.
d. Hot Flushes
Rasa panas dan kemerahan
akan terjadi pada 75% wanita yang kehilangan fungsi ovariumnya, baik karena
menopause maupun karena ooforektomi bilateral.
Rasa panas timbul secara mendadak timbul secara berkala menyebabkan
berkeringat meskipun udara sejuk.
e. Sistem Kardiovaskuler
Penyakit jantung pada
wanita <55 tahun lebih jarang dan lebih ringan dibandingkan pada pria untuk
umur yang sama. Meskipun menopause tidak
mempunyai efek yang konsisten terhadap tekanan darah, pemberian estrogen pengganti
akan meningkatkan tekanan darah sistolik dan diastolik
f. Osteoporosis
Osteoporosis adalah
hilangnya kepadatan tulang tanpa perubahan komposisi kimia. Keadaan ini mungkin merupakan masalah
kesehatan yang paling bermakna sehubungan dengan masa klimakterium karena
resiko patah tulang dan kecacatan yang ditimbulkan.
g. Kulit
Reseptor estrogen
terdapat pada kulit, terutama kulit wajah, paha, payudara. Dengan penuaan, kulit menjadi lebih tipis,
elastisitas berkurang sehingga terjadi pengeriputan.
2.2 Menopause
2.2.1 Pengertian
Menopause adalah haid terakhir atau saat
terjadinya haid terakhir yang dialami oleh wanita (Sibagarang, 2010).
Menopause berasal dari bahasa yunani
yang berarti berhenti haid (Purwandari,
2010).
Kata menopause berasal dari kata men (bulan) dan pause (tanda berhenti, yang berarti terhentinya menstruasi secara
definitif. Fase menopause disebut pula sebagai periode klimakterium (climakter= tahun perubahan, pergantian
tahun) yang berbahaya (Irianti,
2010).
2.2.2 Tahap-tahap menopause :
Menurut
Manuaba 1999 di kutip dalam eva, 2010
:
a. Pra
Menopause
Pada fase ini seorang
wanita akan mengalami kekacauan pola menstruasi, terjadi perubahan psikologis,
terjadi perubahan fisik. Berlangsung
selama antara 4-5 tahun. Terjadi pada usia
antara 48-55 tahun.
Terhentinya menstruasi,
perubahan dan keluhan psikologis dan fisik makin menonjol. Berlangsung sekitar 3-4 tahun. Pada usia antara 56-60 tahun.
b. Pasca
menopause
Terjadi pada usia diatas 60-65
tahun. Wanita beradaptasi terhadap
perubahan psikologis dan fisik, keluhan makin berkurang.
2.2.3 Klasifikasi menopause
a. Menopause
dini
Menopause
alami dini adalah menopause yang terjadi sebelum umur 35 tahun. Sangat jarang menopause ini hanya dialami
kurang dari satu persen wanita.
Pengangkatan
ovarium (oopheroctomy) merupakan
sebab paling umum terjadinya menopause dini dan juga sebab lain seperti
kehamilan ectopic rupture atau kanker ovarium.
Pengangkatan ini biasanya dilakukan sebagai bagian dari histerektomi
total, yang juga mensyaratkan pemindahan kedua ovarium yaitu tuba-tuba fallopi
dan rahim, factor lain yang dapat menyebabkan menopause buatan termasuk
diantaranya terapi radiasi (pada perut, kanker-kanker pelvis dan jarang
penyakit gondok).
Menopause
ini adalah masa menopause yang datang lebih awal atau sebelumnya waktunya. Hal ini terjadi karena gangguan tubuh
tertentu sehingga seorang wanita harus mengalami menopause dini. Menopause dini terjadi jika seorang wanita
mengalami tindakan histerektomi.
b. Menopause
terlambat
Wanita yang
masih mengalami menopause pada umur 55 tahun dianggap mengalami menopause
terlambat. Menopause terlambat juga bisa
membawa beberapa konsekuensi karena tubuh anda harus memproduksi estrogen lebih
lama dari pada normalnya yang secara teoritis dapat meningkatkan resiko kanker
rahim dan payudara (Sibagariang, 2010).
2.2.4 Gejala klinis
Menurut Sibagariang, 2010 mengutip bramantyo,
2002 yang mengutip pendapat Ichramsjah
A.Rachman dalam tulisannya tentang masalah menopause pada buku kelanggengan
usia lanjut. Beberapa perubahan yang
terjadi pada tubuh akibat kekurangan hormone estrogen sebagai berikut :
a. Gangguan
sistem vasomotor (saraf yang mempengaruhi penyempitan atau pelebaran pembuluh
darah), vertigo, keringat banyak, parestesia (gangguan perasaan kulit seperti
kesemutan).
b. Gangguan
sistem konstitusional berupa berdebar-debar, nyeri tulang belakang, nyeri otot,
dan migran serta rasa takut.
c. Gangguan
sistem psikis dan neurotic berupa depresi, kelelahan fisik dan insomatik, susah
tidur serta rasa takut.
d. Sistem
lainnya berupa keputihan, sakit saat bersenggama, terganggu libido, gangguan
haid, dan pruritus vulva (gatal pada alat kelamin luar wanita).
Dapat pula terjadi gangguan klinis menonjol
dengan penurunan hormone estrogen, seperti di bawah ini :
Usia
53 tahun terjadi atrofi, dinding vagina menipis, sering keputihan dan sakit
saat senggama, usia 54-55 tahun gangguan kandung kemih, usia 55 tahun gangguan
pada kulit menjadi kering dan kasar, usia 63-65 tahun gangguan pada pembuluh
darah dan atero sclerosis. Diawali dengan keluhan gangguan haid yang mulai
jarang atau jumlah darah haid yang banyak dan hal ini dihubungkan dengan
kegagalan ovulasi serta penurunan kadar estrogen. Gejala panas yaitu timbulnya rasa panas di
dada yang menjalar kea rah wajah sering disebut hot fluse. Gejala ini erring timbul pada malam hari
sehingga menyebabkan terbangun dari tidur.
Gejala ini hanya terjadi dalam hitungan menit tapi kadang-kadang dapat
sampai 1 jam. Selanjutnya terjadi
gangguan psikis seperti depresi, mudah tersinggung, mudah marah, kurang percaya
diri, sukar berkonsentrasi, perubahan prilaku, menurunnya daya ingat, dan
kehilangan gairah seksual, alat kelamin mulai mengerut, liang senggama kering
dan mengecil, menimbulkan rasa nyeri saat bersenggama, keputihan, rasa sakit
pada saat kencing. Keadaan ini diikuti
dengan rambutkemaluan mulai jarang dan mudah rontok (Sibagariang,2010).
2.2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi menopause :
a. Umur
saat haid pertama kali (Menarche)
Menarche
biasanya terjadi pada usia 12 tahun di negara-negara maju, menunjukan bahwa
seorang anak wanita telah memasuki usia subur.
Menurut Liewellyn dan Jones (2005) menarche dianggap sebagai
tanda kedewasaan dan gadis yang mengalami menarche dianggap sudah masanya
melakukan tugas-tugas sebagai seorang wanita.
Menurut penelitian di inggris, rata-rat haid pertama datang pada usia 13
tahun. Dibandingkan dengan abad yang
lalu, dimana haid pertama pada umumnya datang pada umur 15 tahun. Beberapa ahli yang melakukan penelitian
melakukan adanya hubungan antara usia pertama kali mendapat haid dengan usia
seorang wanita memasuki menopause.
Kesimpulan dari penelitian ini mengungkapkan, bahwa semakin muda
seorangmengalami haid pertama kalinya, semakin tua atau lama ia memasuki masa
menopause.
b. Paritas
Beberapa
peneliti menemukan bahwa semakin sering seseorang melahirkan maka semakin tua
atau semakin lama mereka memasuki menopause.
Penelitian yang dilakukan Beth Israel Deaconess Centre di Boston
mengungkapkan bahwa wanita yang masih melahirkan diatas usia 40 tahun akan
mengalami usia menopause yang lebih tua.
c. Faktor
psikis
Keadaan
seorang wanita yang tidak menikah dan bekerja diduga mempengaruhi perkembangan
psikis seorang wanita. Menurut beberapa
penelitian, mereka akan mengalami menopause lebih muda dibandingkan mereka yang
menikah dan tidak bekerja/bekerja atau tidak menikah dan tidak bekerja. Selain fisik, perubahan psikis juga sempat
mempengaruhi kualitas hidup seorang wanita dalam menjalani masa menopause. Memang perubahan psikis pada masa menopause,
termasuk pengetahuan tentang menopause.
Pengetahuan yang cukup akan membantu mereka memahami dan mempersiapkan
dirinya menjalani masa ini dengan baik.
d. Pemakaian
alat kontrasepsi
Pemakaian alat
kontrasepsi ini, khususnya alat kontrasepsi hormonal. Hal ini bisa terjadi karena cara kerja
kontrasepsi yang menekan fungsi indung telur sehingga tidak memproduksi sel
telur. Pada wanita yang menggunakan
kontrasepsi ini akan lebih lama atau tua memasuki masa/usia menopause.
e. Merokok
Ada dugaan bahwa wanita
perokok akan lebih cepat memasuki masa menopause.
f. Nutrisi
Wanita yang kesehatan
dan asupan gizinya baik cenderung akan lebih lambat memasuki masa menopause (Sibagariang, 2010).
2.2.6
Penatalaksanaan pada masa-masa menopause
a. Memberikan penjelasan-penjelasan kepada wanita
tentang apa yang terjadi pada dirinya dimasa menopause
b. Memberikan nasehat tentang pola hidup sehat kepada
wanita dimasa menopause, misalnya asupan gizi yang cukup dan diet serta
olahraga yang benar untuk menanggulangi kenaikan brat badan yang terbukti
sangat berbahaya bagi kesehatan
c. Jika kedua hal diatas gagal dilakukan dapat dibantu
dengan beberapa obat untuk mengurangi keluhan ataau yang terahir dengan terapi
pengantian hormone
Tindakan yang
paling mudah dan penting untuk dilakukan sebelum dan dapat dilakukan juga
setelah klimakterium adalah penerapan pola hidup sehat adalah cara-cara sebagai
berikut :
1. Mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Kuasa
dengan meningkatkan keimanan dan ketakwaan sehingga kita akan lebih tabah dan
menerima apapun ketetapanya
2. Olahraga rutin.
WHO menyarankan agar kita melakukan olahraga secara
teratur minimal 5 kali dalam seminggu.
Setiap olahraga membutuhkan waktu setengah sampai satu jam
3. Istrahat dan tidur yang cukup dan berkualitas
4. Hindari stress.
Dengan menghindari diri dari stres, semua hormon
pada tubuh akan bekerja dengan baik.
5. Kontrol atau cek kesehatan secara teratur
6. Makan-makanan yang cukup kalori, protein, lemak,
vitamin, dan mineral serta tidak berlebihan mengkonsumsi makanan, terutama
lemak dan kalori (Yahya, 2011).
BAB
III
TINJAUAN
KASUS
MANAJEMEN
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU KLIMAKTERIUM
Identitas :
Nama Ibu :
Ny.R Nama
Suami : Tn.J
Umur :
50 tahun Umur : 48 tahun
Suku :
Sunda Suku : Sunda
Agama :
Islam Agama : Islam
Pendidikan :
SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan :
IRT Pekerjaan : Karyawan
Alamat Rumah : Jl.kemuning Alamat Rumah : Jl. kemuning
Subjektif
:
Pada tanggal :13-10-2013 pukul
:11.05 WIB
Alasan kunjungan ibu memeriksakan
keadannya saat ini dengan keluhan berhentinya haid, berkurang atau hilangnya
gairah seks, mudah kelahan fisik, gerah berkeringat hebat di malam hari. Riwayat menstruasi : haid pertama 13 tahun,
siklus 30 hari, lamanya 3-5 hari, banyaknya 3 kali ganti pembalut, sifatnya
encer, dismenorhoe tidak ada, HPHT 10-08-2009.
Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu : anak pertama tempat
bersalin di bidan, umur hamil 40 minggu, jenis persalinan spontan, penolong
persalinan bidan, penyulit tidak ada, jenis kelamin perempuan, berat badan 2600
gram, keadaan anak sekarang sehat, anak kedua, tempat bersalin di puskesmas,
umur hamil 41 minggu, jenis persalinan spontan, penolong persalinan bidanm
penyulit tidak ada, jenis kelamin laki-laki, berat badan 2800 gram, keadaan
anak sekarang sehat, anak ketiga tempat bersalin di puskesmas, umur hamil 41
minggu, jenis persalinan spontan, penolong persalinan bidan, penyulit tidak
ada, jenis kelamin laki-laki, berat badan 3000 gram, keadaan anak sekarang
sehat. Keluhan yang dirasakan : rasa
lelah, mual dan muntah yang lama, nyeri perut, panas menggigil, sakit kepala
berat/terus menerus, penglihatan kabur, rasa gatal pada vulva vagina dan
sekitarnya, oedema, nyeri, kemerahan, dan tegang pada tungkai. Diet/makan : makan sehari-hari ibu makan 3
kali sehari dengan porsi 1 porsi nasi, 1 potong ikan, dan 1 mangkuk sayuran,
tidak ada Perubahan makan selama masa klimakterium. Aktivitas sehari-hari : ibu melakukan
pekerjaan rumah dibantu oleh anaknya seperti mengepel, menyapu, dan
lain-lain. Pola istirahat dan tidur :
ibu tidur malam 6 jam, tidur siang 2 jam.
Seksualitas : ibu melakukan hubungan seksual 1 kali dalam sebulan. Kontrasepsi yang pernah digunakan pil kb 2
tahun, IUD 6 tahun. Ibu tidak mempunyai
riwayat penyakit yang pernah diderita seperti jantung, ginjal, asma/TB paru,
hepatitis, DM, hipertensi, dan lain-lain.
Ibu tidak mempunyai riwayat penyakit pada keluarga seperti jantung,
hipertensi, DM. Riwayat social : status
perkawinan syah, kawin umur 22 tahun dengan umur suami 20 tahun, lamanya 28
tahun, jumlah anak orang 3 orang,
Objektif
:
Keadaan
umum baik, kesadaran compos mentis, keadaan emosional stabil. Tanda vital : tekanan darah 130/80 mmHg,
denyut jantung 92 x/menit, pernafasan 28x/menit. Tinggi badan 160 cm, berat badan 60 kg. Kepala : rambut tampak bersih, tidak mudah
rontok. Muka tidak tampak pucat, tidak
ada oedema. Mata : konjungtiva tidak
tampak pucat, sclera tidak tampak kuning, telinga : tampak bersih, tidak ada
serumen, tidak ada pengeluaran cairan, hidung : tampak bersih, tidak ada polip,
tidak ada luka, mulut : tidak tampak pucat, tidak ada stomatitis, gigi tidak
ada karies, ada gigi berlubang pada geraham kanan dan kiri bawah, leher tidak
ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening,
dada : bunyi jantung I dan II terdengar tunggal, paru terdengar vesikuler dan
tidak ada suara tambahan, mamae : tampak simetris kanan dan kiri, tidak teraba
benjolan. Pinggang tidak ada nyeri,
posisi tulang belakang lordosis, ekstremitas : tidak ada oedema tangan, jari
kanan dan kiri, tidak ada oedema tibia, kaki kanan dan kiri, tidak ada betis
merah, tidak ada varises tungkai, reflek fatella positif kanan dan kiri. Abdomen : tidak ada bekas luka, tidak ada
oedema. Tidak dilakukan pemeriksaan
kebidanan, supra pubik : kandung kemih teraba supel, nyeri tekan tidak ada,
ano-genital : vulva vagina : tidak ada luka, tidak ada kemerahan, tidak ada
nyeri, tidak ada fistula, tidak ada varises, perineum : tidak ada luka parut,
tidak ada pembengkakan kelenjar bartolini, anus : tidak ada haemoroid. Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang.
Asassment :
Ny.R,
48 tahun, P3A0 dengan menopause
Planning of action :
1. Memberitahukan kepada ibu mengenai hasil
pemeriksaan agar ibu mengetahui keadaan ibu saat ini. Tanda-tanda vital : tekanan darah 130/80
mmHg, denyut jantung 92 x/menit, pernafasan 28x/menit. Ibu telah mengetahui keadaan ibu dengan hasil
pemeriksaan baik , dan ibu dalam masa menopause dan keluhan ibu saat ini dalam
keadaan normal pada masa menopause.
2. Memberikan support kepada ibu agar ibu dapat menerima
keadaannya sekarang. Ibu telah menerima
dan tetap semangat menjalani kehidupannya.
3. Memberikan penjelasan mengenai pengertian dan
tanda-tanda menopause agar menambah pengetahuan ibu. Menopause adalah haid terakhir atau saat
terjadinya haid terakhir yang dialami oleh wanita, serta memiliki
gangguan-gangguan pada masa menopause meliputi :
a. Gangguan sistem vasomotor (saraf yang mempengaruhi
penyempitan atau pelebaran pembuluh darah), vertigo, keringat banyak,
parestesia (gangguan perasaan kulit seperti kesemutan).
b. Gangguan sistem konstitusional berupa
berdebar-debar, nyeri tulang belakang, nyeri otot, dan migran serta rasa takut.
c. Gangguan sistem psikis dan neurotic berupa depresi,
kelelahan fisik dan insomatik, susah tidur serta rasa takut.
d. Sistem lainnya berupa keputihan, sakit saat
bersenggama, terganggu libido, gangguan haid, dan pruritus vulva (gatal pada
alat kelamin luar wanita).
e. Ibu telah mengerti dan mengetahui mengenai
pengertian menopause dan tanda-tanda menopause.
Ibu telah mengerti dan mengetahui mengenai
menopause dan gangguan pada masa-masa menopause.
4. Menganjurkan kepada ibu untuk mendekatkan diri
kepada tuhan yang maha kuasa agar ibu dapat menerima keadaan ibu saat ini serta
adanya ketenagan batin dengan meningkatkan keimanan. Ibu telah bersedia lebih mendekatkan diri
kepada tuhan.
5. Menganjurkan kepada ibu untuk olahraga rutin agar membuat
tubuh relaks dan nyaman, mencegah berat badan naik, mencegah pengeroposan
tulang dan mencegah penyakit kardiovaskuler. Ibu bersedia untuk olahraga.
6. Menganjurkan kepada ibu makan-makanan bernutrisi
seperti cukup kalori, protein, lemak, vitamin, dan mineral serta tidak
berlebihan mengkonsumsi makanan, terutama lemak dan kalori agar tubuh tetap sehat dan kuat selama masa menopause . Ibu
bersedia makan-makanan bernutrisi.
7. Menganjurkan kepada ibu untuk kontrol atau cek
kesehatan secara teratur agar ibu mengetahui keadaan kesehatannya. Ibu telah bersedia kontrol atau cek
kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Irianti,
Indah., Hj.E.Nina Herlina. 2010. Buku
Ajar Psikologis Untuk Mahasiswa
Kebidanan. Jakarta : EGC
Purwandari, atik.
2010. Ilmu Kesehatan Masyarakat
dalam Konteks Kebidanan. Jakarta : EGC.
Ralph, Benson C, dkk. 2009. Obstetri Ginekologi. Jakarta: EGC.
Sibagariang,
Ellya Eva., Rangga Pusmaika., Rismalinda.
2010. Kesehatan Reproduksi
Wanita. Jakarta : Trans Info Medika.
Wulandari, Indah Juliana. 2009. Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang
Menopause dengan Dukungan Social Suami saat Istri Menghadapi Menopause di desa
Somagede Kecamatan Somagede Banyumas.
Jurnal vol 3, no 3, 2009.
http : //journal.uad.ac.id. 04
oktober 2013.
Yahya Nadjibah, Dipi. 2011. Kesehatan Reproduksi Pranikah: Panduan Hidup Sehat Masa-masa Penting
Wanita. Solo: CIBTAC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar